Nadya Putri Kriestiyanty
2925151465
Pendidikan Bahasa Mandarin
Dampak Pembangunan Green Tower (Green
Pramuka City)
Pada awalnya pembangunan Apartemen Green
Pramuka itu adalah rumah susun sederhana milik, namun seiring berjalannya waktu,
pembangunan tersebut tidak sejalan dengan seharusnya. Tadinya ia menjanjikan
kepada pelanggan yaitu 'hunian dengan lahan hijau 10,3 ha, "dapat
menikmati oksigen segar ditengah hiruk pikuk kota Jakarta" tetapi janji tersebut
diingkari, ia malah menggunakan lahan hijau tersebut dengan membangun tower
tower baru yang jumlahnya mencapai 17 tower. Pelanggan kecewa, masyarakat
resah, lahan hijau semakin berkurang.
Dampak lainnya dalam pembangunan apartemen itu
adalah sertifikat sampai sekarang masih belum diserahkan, bahkan tidak jelas.
Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) sangat mahal, bahkan lebih mahal daripada
apartemen yang memiliki fasilitas yang lebih mewah. Adanya pungutuan liar.
Sudah ada langganan parkir tetapi tetap harus bayar parkir perjam. Tarif air
dan listrik yang jauh lebih mahal daripada PLN dan PDAM. Tembok banyak yang
retak, padahal belum ada 2 tahun. Lingkungan jadi lebih individual, karena
ruang untuk berinteraksi dengan orang lain sangat sedikit, karena orang-orang yang
berada di apartemen biasanya menggunakan kendaraan pribadi, pergi pulang naik
kendaraan pribadi, lalu naik lift jalan di lorong sampai ke kamar. Kamarnya pun
tertutup, buat bertemu orang lain dan menyapa sepertinya mustahil. Jika di rumah
terbiasa bertemu orang yang sedang mengasuh anakatau orang yang sedang menyapu
halaman.
Dampak positifnya adalah meningkatkan daya
ekonomi setempat, karena yang tinggal di apartemen itu biasanya orang-orang konsumtif,
karena mereka tidak mempunyai waktu untuk mengurus atau membuat sesuatu.
Dampak negatifnya adalah gaya hidup yang individual
Jadi meluas, karena jika ingin membuat apartemen sudah study market terlebih
dahulu, jika daerah daerah setempat memang butuh, tapi Jika suply dan demandnya
tidak sama, bisa berimbas ke masyarakat, yang tidak dapat tempat di apartemen bisa
beralih ke rumah, seperti kosan, kontrakan. Jika dari SDA, yang pasti air, karena
jumlah mereka banyak, jadi pengembang harus membor dari dalam, yang namanya air
mengalir ke bawah, jadi penduduk setempat yg hanya bisa membor beberapa meter bahkan
sampai beberapa belas meter tidak kebagian.
0 komentar:
Posting Komentar