METODOLOGI PENGAJARAN
BAHASA MANDARIN
TEORI PENGAJARAN MENYIMAK BAHASA MANDARIN
TEORI PENGAJARAN MEMBACA BAHASA MANDARIN
Penyusun
:
Fathya Salsabila (2925153439)
Nadya Putri Kriestiy (2925151465)
Yolanda Iswardani (2925154032)
Prodi
Pendidikan Bahasa Mandarin
Fakultas
Bahasa dan Seni
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
2017
DAFTAR ISI
Teori Pengajaran Keterampilan Menyimak
Bahasa Mandarin
1.
Latar Belakang
1.1 Hakikat menyimak
2. Proses Pengajaran
Keterampilan Menyimak, Metode dan Latihan di kelas
2.1 Proses pengajaran menyimak
2.2 Metode pengajaran keterampilan menyimak
2.3 Latihan pengajaran keterampilan menyimak
Teori Pengajaran
Keterampilan Membaca Bahasa Mandarin
1.
Latar Belakang
1.1 Hakikat membaca
1.2 Keterampilan membaca
2.
Jenis-jenis membaca
2.1
Membaca intensif
2.2 Membaca ekstensif
3. Persyaratan membaca
4. Proses pengajaran keterampilan membaca
4.1 Tujuan
dari pengajaran membaca
4.2 Keterampilan
membaca
4.3Proses
pengajaran membaca
5. Isi dan cara pelatihan membaca
5.1 Metode komposisi aksara
han untuk menebak kata dan makna kata
5.2 Menggunakan metode
struktur kata majemuk utnuk menebak kata dan maknanya
5.3 Menggunakan konteks
sinonim, kata yang maknanya berdekatan dan antonim untuk
menjelaskan arti dari suatu kata.
5.4 Menganalisa struktur
artikel, memahami isi dan makna suatu paragraf
6. Latihan dalam pengajaran membaca
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka
Teori Pengajaran Keterampilan Menyimak Bahasa
Mandarin
1.
Latar Belakang
1.1 Hakikat Menyimak
Mendengarkan merupakan satu jenis latihan dan
keterampilan menyimak merupakan suatu proses dengan menggunakan alat
pendengaran untuk menerima informasi dalam bentuk gelombang suara, lalu
diproses di otak menggunakan pengetahuan bahasa yang ada untuk membentuk suatu
makna, supaya dapat menjelaskan tentang
informasi yang diterima.
2. Proses Pengajaran
Keterampilan Menyimak, Metode dan Latihan di kelas
2.1 Proses pengajaran menyimak
Proses pengajaran
menyimak biasanya dibagi menjadi tiga tahap : (1) Persiapan sebelum menyimak;
(2) Selama menyimak, sambil menyimak sambil mengerjakan; (3) Latihan setelah
menyimak.
1.
Persiapan sebelum
mendengarkan
a)
Menentukan tujuan
b)
Mengingat
pengetahuan sebelumnya
c)
Memprediksi
2.
Selama menyimak,
sambil menyimak sambil mengerjakan
Ketika kita menyimak, kita memiliki tiga
cara: (1) Mendengar secara asli (guru membaca murid mendengarkan); (2)
Mendengar lewat suatu alat atau mesin
(mendengarkan rekaman atau siaran); (3) Audiovisual (menonton video) biasanya
mendengarkan rekaman sebanyak jumlah materi yang terkait. Tetapi dalam HSK,
satu kalimat, dialog, paragraf hanya dapat didengarkan sekali, yang merupakan
karakteristik dari ujian tersebut. HSK adalah ujian, bukan latihan menyimak,
bukan juga pengajaran menyimak.
Dalam proses mengajar yang spesifik,
biasanya murid diberikan kesematan untuk tiga kali mendengarkan isi rekaman. Setelah
mendengar satu kali, murid dapat mengerti pemahaman awal dari isi materi maupun
gambarannya. Ketika mendengarkan kedua kalinya, dapat menentukan point penting yang berhubungan dengan
isi materi dan menyelesaikannya. Ketiga kalinya untuk mengkonfirmasi kebenaran
isi materi.
3.
Latihan setelah
menyimak
Latihan setelah menyimak digunakan untuk
membantu murid mengevaluasi hasil belajar menyimak. Murid dapat menjelaskan
kembali alasan memilih jawaban yang ada dalam soal menyimak, murid juga dapat
merangkum materi yang telah mereka dengar, melatih daya ingat dan keterampilan menulis para murid.
2.2 Metode Pengajaran keterampilan menyimak
1.
Menyimak selektif
Merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan
secara selektif, dengan mendengarkan materi sambil memikirkan, apakah bagian
yang didengar tersebut merupakan point penting
atau tidak. Soal yang biasa diberkan adalah soal dalam bentuk Benar/Salah dan
pilihan ganda, murid diharapkan mampu mendengarkan secara selektif, agar
memperoleh informasi penting
2.
Menyimak intisari
Merupakan kegiatan
yang menekankan bahwa siswa harus menaruh perhatian pada pemahaman intisari,
kata-kata kunci atau ungkapan penting pada isi rekaman.
3.
Dikte
Merupakan suatu
kegiatan, ketika murid diperintahkan untuk menulis apa yang dibacakan oleh
gurunya. Kegiatan ini dapat melatih daya ingat murid, melatih keterampilan
menyimak, juga dapat melatih keterampilan menulis.
2.3 Latihan pengajaran keterampilan menyimak
1.
Menggabungkan
menyimak dan berbicara
2.
Menggabungkan
menyimak dan menulis
3.
Menggabungkan menyimak
dengan membaca
4.
Menggabungkan
menyimak dan latihan
5.
Mendengar dan
menggabungkan strategi menyimak
Teori Pengajaran Keterampilan Membaca Bahasa Mandarin
1.
Latar Belakang
1.1
Hakikat
membaca
Membaca pada hakikatnya merupakan satu
dari empat keterampilan bahasa dan merupakan bagian dari suatu kegiatan
berkomunikasi. Pemberi informasi memberikan suatu pesan atau informasi secara
tertulis dan penerima informasi menerima dan memahami informasi tersebut dengan
proses membaca.
Setiap pengajar bahasa harus menyadari
bahwa kegiatan membaca adalah suatu metode komunikasi untuk menyampaikan makna
baik tersurat maupun tersirat dalam berbagai tulisan.
Makna yang terdapat dalam suatu bacaan
tidak terdapat pada setiap aksara yang tertuang pada setiap lembaran kertas, tetapi
ada pada pemikiran para pembaca itu sendiri. Setiap orang memiliki wawasan dan
pengalaman yang berbeda, oleh karena itu interpretasi atau pemahaman seseorang
ketika membaca suatu pesan juga akan berbeda.
1.2 Keterampilan membaca
Keterampilan membaca merupakan sebuah
proses untuk memahami atau mengidentifikasi infromasi yang ada pada sebuah
bacaan, kemudian mengingat kembali informasi penting yang ada pada bacaan
tersebut. keterampilan membaca juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
untuk membuat urutan tentang uraian isi teks, sekaligus dapat menemukan
informasi apa yang tersurat dan tersirat di dalam teks bacaan.
Proses keterampilan
membaca yang akan dibahas pada makalah ini (khusus untuk pengajaran bahasa
Mandarin), yaitu proses decoding,
pemahaman literal, pemahaman inferensial, dan proses pemantauan dalam membaca.
1) Decoding
Decoding dalah suatu proses dimana penerima informasi
menafsirkan dan menginterpretasikan sebuah pesan atau informasi yang
dibutuhkan. Dalam konteks membaca berarti informasi yang diberikan dalam bentuk
tulisan. Ketika penerima pesan melakukan decoding,
semakin tepat penafsiran penerima informasi terhadap pesan yang dimaksudkan
oleh pengirim informasi, maka komunikasi yang dilakukan semakin efektif.
2)
Pemahaman literal
Pemahaman
literal dalam membaca yaitu proses membaca dengan tujuan untuk menemukan dan
memahami informasi-informasi dan pesan yang terkandung dalam suatu teks secara
tepat. Misalnya, anak SD yang baru belajar membaca suku kata-suku kata,
meskipun dia melakukan proses membaca, namun anak tersebut tidak mencapai
pemahaman literal, karena tidak ada informasi yang terkandung dalam tulisan
yang dia baca. Untuk mencapai pemahaman literal, pembaca harus memiliki
keterampilan di bawah ini:
ü
Memahami
arti kata
ü
Menemukan
arti dari kalimat berdasarkan konteks
ü
Memahami
fakta dan informasi yang terkandung dalam teks
ü
Mengenal
dan memahami hubungan antar gagasan yang secara eksplisit tertera dalam bacaan
ü
Mampu
menjawab pertanyaan tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana terkait
dengan isi teks
3)
Pemahaman inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan
pembaca untuk memahamin atau menerima informasi yang dinyatakan secara tidak
langsung. Intinya, pembaca tidak hanya dapat menerima informsi yang tersurat,
tertapi informasi yang tersirat. Keterampilan yang harus dimiliki pembaca agar
dapat mencapai pemahaman inferensial ada sebagai berikut :
ü Mampu menemukan pokok fikiran yang
tersirat.
ü Mampu memahami tema cerita.
ü Mampu menemukan hubungan baru
antargagasan,
ü Mampu mendefinisikan istilah dengan
kalimat sendiri.
ü Mampu memberikan contoh lain dari luar
teks.
ü Mampu membuat ringkasan.
ü Mampu membuat kesimpulan berdasarkan dua
atau lebih gagasan dalam bacaan.
4)
Memahami proses pemantauan dalam membaca
Pada bagian ini
membicarakan mengenai strategi apa yang harus digunakan agar tujuan dari
membaca dapat tercapai. Contohnya, apabila tujuan kita untuk membaca suatu buku
hanya untuk mengetahui sebagian besar isi dari buku tersebut, hanya perlu
membaca bagian daftar isi atau baca pendahuluannya saja. Tetapi apabila kita
ingin menambah pengetahuan kita akan suatu hal, maka kita harus membaca buku
tersebut secara intensif agar tujuan tersebut dapat tercapai.
2. Jenis-jenis
membaca
2.1 Membaca intensif
Membaca intensif adalah suatu teknik
membaca yang digunakan untuk mendapatkan informasi secara detail dan lengkap.
Ketika membaca intensif diperlukan pemahaman secara terperinci mengenai apa
yang sedang dibaca. Ketika membaca intensif, seorang guru harus memastikan
apakah muridnya memahami isi wacana tersebut atau tidak. Selain itu, murid juga
harus memahai tata bahasa yang digunakan dalam teks tersebut.
2.2 Membaca ekstensif
Membaca ekstensif adalah kegiatan membaca
yang dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang tidak begitu mendetail,
terperinci dan tidak terlalu banyak. Membaca ekstensif dilakukan dengan cara
melewatkan bagian-bagian teks yang dianggap tidak diperlukan. Kita hanya harus
fokus mencari informasi yang kita butuhkan.
Cara membaca seperti
ini lebih ditujukan untuk mendapatkan informasi penting. Di dalam pengajaran
membaca ekstensif akan diberikan daftar kunci atau daftar kata-kata penting,
sehingga ketika akan membaca ekstensif, maka akan lebih mudah untuk memukan
infromasi yang kita perlukan.
Membaca ekstensif dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, antara lain:
a.
Membaca
sekilas (skimming).
Membaca skimming adalah
suatu teknik membaca dengan kecepatan yang tinggi untuk mencari informasi atau
ide pokok dari suatu teks bacaan. Kegiatan membaca skimming ini mengharuskan
pembaca untuk membaca secara sepintas dan cepat untuk mendapatkan keseimpulan
secara umum dan keseluruhan.
Membaca skimming biasa
dilakukan seseorang ketika sedang membaca koran. Teknik membaca seperti ini
dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan informasi yang diinginkan. Ketika membaca
koran, tidak semua tulisan yang ada dibaca, hanya perlu membaca berita di koran
tersebut secara cepat untuk mendapatkan gambaran berita tersebut secara utuh.
b.
Membaca
sekilas.
Membaca sekilas atau scanning adalah teknik membaca yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi tanpa membaca bagian yang lain, melainkan
langsung pada informasi yang ingin kita dapatkan. Teknik membaca seperti ini
biasa dilakukan ketika mencari nomor telepon, mencari kata di kamus, dan
mencari nama dalam suatu daftar.
c.
Membaca rekreasi.
Kegiatan membaca
rekreasi adalah suatu kegiatan membaca yang ditujukan untuk mendapatkan
informasi yang terlalu berat, namun dilakukan untuk menghibur diri. Misalnya
membaca majalah dan membaca puisi.
3. Persyaratan membaca
Persyaratan
untuk membaca adalah sebagai berikut: Level 1, mampu membaca bacaan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari(hal yang paling dasar), sosial dan
terbatas pada kebutuhan. Mampu membaca narasi sederhana. kecepatan membaca
tidak kurang dari 100 kata / menit. tingkat akurasi memahami lebih dari 90%
atau lebih. baca dengan 1% kata-kata, tidak ada titik tata bahasa baru kunci
dari tulisan yang sama, kecepatan membaca tidak kurang dari 80 kata / menit,
tingkat akurasi lebih dari 80% . Mampu memahami catatan umum, pemberitahuan,
jadwal sederhana. Level 2, mampu membaca kehidupan bacaan yang terkait dengan
kegiatan sehari-hari, kebutuhan belajar sosial dan tertentu. Kecepatan membaca
tidak kurang dari 120 kata / menit, tingkat akurasi pemahaman 90% atau lebih.
Mampu membaca catatan umum, pengumuman, surat biasa dan poster, dll, dan pada
dasarnya dapat memahami efeknya. Ketika pada saat
membaca, ada artikel yang susah memiliki kemampuan untuk menebak makna awal,
melewati rintangan, memeriksa informasi yang diperlukan, memahami ide pokok.
Pada level 3, dapat membaca kata-kata yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti bersosialisasi, belajar, dan pekerjaan. Dapat membaca
secara lancar. Kecepatan membaca tidak rendah, yaitu sekitar 150 karakter per
menit. Ketepatan pemahaman lebih dari 80 persen. Dapat memahami artikel tentang
pekerjaan tertentu (termasuk surat menyurat, kontrak, kerja sama, dll) memiliki
kemampuan yang cukup untuk melewati rintangan, mencari inormasi yang
dibutuhkan, dan memahami isi.
4.
Proses
pengajaran keterampilan membaca
4.1
Tujuan
dari pengajaran membaca
Apa sebenarnya tujuan
dari pengajaran membaca? Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa tujuannya adalah
untuk meningkatkan kemampuan membaca pada murid, baik kemampuan membaca
ekstensif maupun membaca intensif. Dalam
membaca ekstensif, tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan ketepatan
pemahaman ketika membaca, dan dalam membaca intensif, tujuan utamanya adalah
meningkatkan kefasihan dalam membaca . Kemampuan pemahaman dalam membaca
ekstensif, berarti mampu memahami materi dari teks, termasuk mampu memahami
aksara, kata, kalimat, paragraf dan
artikel. Jika ingin memahami materi, maka harus memiliki pengetahuan
yang memadai mengenai aksara han, kosa kata, tata bahasa, dan latar belakang
sosial bodaya dan Cina. Dari sudut pengajaran, memberikan pengetahuan tentang
hal-hal tersebut harus cukup banyak. Selain itu, apabila ingin mencapai tingkat
ketepatan ketika membaca dan tingkat kefasihan yang memadai, juga harus
mengajarkan keterampilan dan taktik membaca yang baik dan benar.
Ada beberapa orang yang
menganggap bahwa keterampilan dan taktik dalam membaca adalah hal yang sama
tetapi ada juga orang yang menganggap bahwa keterampilan adalah perolehan,
karena para pemelajar bahasa dalam proses pengajaran membaca menggunakan
berbagai macam metode secara tidak sadar, sedangkan strategi adalah cara atau
metode yang sengaja diadopsi untuk memahami ringkasan sebuah masalah yang
spesifik. Penjelasan dari sudut ini, taktik dan scanning reading semuanya
termasuk dalam “taktik membaca”. Dalam perkembangan proses pengajaran bahasa ke
dua, sudah ada beberapa orang yang menjadikan peningkatan kecepatan membaca
sebagai target utama dalam mengajarkan membaca (secara tidak proporsional),
sekarang, pandangan yang lebih utama adalah menjadikan peningkatan keterampilan
dan taktik dalam membaca sebagai salah satu target yang utama.
4.2 Keterampilan
membaca
Ada orang yang
menganggap bahwa keterampilan membaca diklasifkasikan menjadi 5 jenis
keterampilan. Yaitu :
a. memahami
makna secara harfiah,
b. dapat
menyusun kembali inti dari materi,
c. kemampuan
berfikir,
d. evaluasi,
e. mengapresiasi.
Ada juga orang yang mengatakan 4 jenis,
yaitu
a. mengidentifikasi
makna kata,
b. kemampuan
berfikir,
c. mengidentifikasi keterampilan menulis dari
para penulis juga gaya dan niat untuk menulis
d. mencari jawaban yang memiliki hubungan.
John munby membagi microskill
membaca menjadi 19 macam. Yaitu
1. mengenali
bentuk dari tulisan tangan dan tulisan cetak,
2. mengambil
kesimpulan dari makna yang tidak familiar,
3. memahami
makna harfiah dari pernyataan,
4. memahami
makna tersirat dari pernyataan,
5. memahami
makna konseptual,
6. memahami fungsi-fungsi komunkatif dari
kalimat,
7. Memahami
kaitan-kaitan unsur-unsur tiap kalimat,
8. memahami
kaitan-kaitan antara bagian-bagian suatu artikel melalui hubungan kosakata,
9. memahami
hubungan antar bagian dari artikel melalui tata bahasa,
10. menggunakan
barang dari luar artikel untuk menjelaskan artikel
11. mengidentifikasi butir-butir yang paling
penting atau informasi yang laing menonjol dalam teks
12. mengidentifikasi paragraf atau tema dari
artikel,
13. membedakan
ide pokok dan ide penjelas,
14. merangkum
poin utama,
15. dapat
memilih butir-butir yang relevan dengan artikel,
16. kemampuan
memilih konsep lain yang mendasar
17. membaca
skimming (mencari pokok landasan suatu teks)
18. membaca
scanning (menemukan informasi yang diperlukan),
19. menggunakan
grafik untuk menunjukkan informasi pada wacana.
Chen xianchun
mengklasifikasikan 19 jenis micro skill tersebut menjadi 3 bagian. Pertama,
syarat/keharusan yang harus dicapai dalam pemahaman membaca, yaitu microskill no 1,3,4,5,6,12,13,14,15. Yang kedua merupakan
cara yang dapat digunakan untuk membantu mencapai pemahaman, yaitu no
2,7,9,10,11,16. Yang ketiga yaitu strategi membaca, yaitu microskill no 17,18.
Chen Xianchun menganggap
kalimat yang paling terakhir dari poin nomor 19 “mengungkapkan informasi
menggunakan grafik” adalah suatu cara bagi pembaca untuk merekonstruksi
informasi yang disampaikan penulis. Hal tersebut terhadap pemahaman dan
strategi pemahaman tidak ada hubungannya. Bagian ketiga yaitu “skimming”, “scanning”, adalah strategi makro dari membaca, dan bukan merupakan
keterampilan mikro (micro skill). Maka yang dapat disebut Microskill dari membaca yaitu ketujuh poin di bagian kedua.
Penjelasan dari sudut
pengajaran, jika kita ingin melatih siswa membaca cepat, cara-cara
tersebut tidak dibutuhkan. Tetapi jika
untuk melatih ketepatan pemahaman siswa, cara-cara tersebut cukup efektif.
Contohnya scanning reading adalah
untuk cara yang tepat untuk mendapatkan informasi secara tepat ketika membaca.
Dan cara skimming reading sangat
diperlukan ketika kita harus menemukan atau menegaskan beberapa informasi dari
suatu artikel. Tak dapat dipungkiri, cara-cara tersebut dapat menarik minat
pembaca.
4.3 Proses
pengajaran membaca
Dilihat
dari pengajaran yang lebih spesifik di kelas,
proses pengajaran membaca intensif dan membaca ekstensif tidak sama.
Ketika mengajar tidak berfokus terhadap beberapa jenis proses pengajaran
membaca yang bersifat spesifik saja. Dari sudut kognitif/pemahaman, kita dapat
membagi proses pengajaran membaca menjadi: 1. Persiapan sebelum membaca 2.
Menyusun tugas 3. Membaca secara nyata
4. Memantau tujuan membaca 5. Praktek terkait dan beberapa tahapnya
(1)
Persiapan sebelum membaca.
Proses
ini adalah untuk memperkenalkan tema bacaan. Jika tema membaca berhubungan
dengan latar belakang kebudayaan umum Cina, maka harus memperkenalkan latar
belakang kebudayaan yang diangkat pada tema tersebut kepada murid. Jika tidak,
murid tidak akan berdaya terhadap pemahaman mengenai materi bacaan tersebut.
Misalnya tema yang diangkat adalah Opera Beijing. Opera beijing bagi anak muda
di Cina sudah tidak terlalu populer, namun, bagi murid asing tentu sedikit
asing. Hal ini akan membuat murid asing ketika membaca sebuah artikel yang
berjudul “pemudaran dan revitalisasi Opera Beijing” akan sulit memahami isi
materinya apabila tidak menjelaskan pengertian opera beijing kepada murid
asing. Pada tahap ini, pengenalan latar
beakang umum Cina adalah sebuah keharusan.
(2)
Menyusun
tugas.
Berbicara
mengenai penyusunan tugas, mengatur
tujuan tugas yang baik adalah sebuah panduan untuk memahami isi teks.
Contohnya, pada saat pemahaman teks sering ditemukan pertanyaan : “pokok
fikiran dari artikel tersebut adalah?” sebenarnya adalah panduan terhadap
taktik membaca. Para pemelajar yang sudah memiliki pengalaman dapat memilih
taktik membaca yang berbeda berdasarkan tugas yang diberikan. Ketika memberikan
tugas membaca, dapat memungkinkan murid untuk pertama-tama melakukan beberapa
prediksi terhadap isi artikel yang dibaca. Prediksi ini dapat berdasarkan pada
judul artikel, atau melakukan prediksi berdasarkan struktur artikel berbahasa
Mandarin dengan cara yang koheren.
(3)
Membaca secara nyata
Ini
adalah proses dimana murid benar-benar membaca artikel, mencoba untuk memahami
materi, menangkap informasi yang sederhana, menyelesaikan tugas yang terkait,
dan memperoleh proses pemahaman judul. Pada proses membaca yang sederhana,
tekanan terhadap tugas dan tujuan selalu menemani murid. Pengaplikasian
Berbagai macam taktik dan keterampilan membaca juga tercermin di proses ini.
membimbing murid bagaimana caranya membaca adalah salah satu fokus utama dalam
pengajaran bahasa Mandarin.
(4)
Memantau tujuan
membaca.
pemantauan
selalu dilakukan pada saat proses belajar membaca dari awal sampai akhir. Pada
pengajaran membaca sebelumnya perhatian terhadap bagian ini tidak cukup.
Murid yang baik pada saat proses membaca
berlangsung dapat menyadari tingkat pemahaman dirinya apakah sudah baik atau
buruk, dan metode yang digunakan dirinya apakah efektif atau tidak dan lainnya.
Setelah menemukan masalah, selanjutnya dapat mencoba menemukan jalan keluar
masalah. Dengan begitu, dapat memilih metode membaca yang cocok dalam rangka
mencapai tujuan membaca secara efektif. Pembaca yang tidak bisa memantau proses
membaca masing-masing scara efektif , pada saat menemui kesulitan, akan tidak
berdaya dan hanya bisa meratapi : “tidak mengerti!” memberitahu siswa bagaimana
memperhatikan kebiasaan membaca masing-maisng dengan penuh kesadaran,
meningkatkan kesadaran akan memantau proses membaca mereka masing-masing, juga
merupakan salah satu tugas dari pengajaran membaca modern. Dengan begini,
sekali murid menemui masalah, mereka akan langsung mencoba mengganti taktik
membaca, membaca ulang terhadap bagian wacana yang tidak dimengerti atau
membuat perbandingan antara prediksi dengan hasil yang didapat.
(5)
Praktek terkait.
Setelah proses membaca selesai, cara untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa adalah meminta siswa untuk melakukan
latihan-latihan (terkait proses membaca),
menyelesaikan tugas (proses ini juga bisa sambil berjalan ketika proses
membaca), membaca dan berbicara (contohnya menjawab pertanyaan lisan, berbicara
ide pokok, menceritakan kembali, diskusi dan mengomentari teks, dll), berbicara
dan menulis (contohnya menjawab pertanyaan tulisan, menulis ide pokok, menulis
review buku). Kegiatan-kegiatan tersebut
adalah praktek yang sering dilakukan untuk menilai tingkat pemahaman siswa.
Praktek yang terkait adalah umpan balik dari membaca yang dilakukan oleh murid,
dan juga dasar pertimbangan pengajaran lebih lanjut bagi guru.
Tahap ini juga dapat
memungkinkan murid melakukan beberapa usaha perbaikan terhadap ide penjelas
wacana membaca yang telah disebutkan sebelumnya, melengkapi dan meningkatkan
beberapa detail dan pandangan teks, dapat membantu menguatkan ingatan,
memperdalam pemahaman. Pada saat yang sama, dapat juga membuat murid
menggunakan materi membaca untuk menyelesaikan beberapa praktek tugas
komunikatif. Contohnya “banyak para
pelukis yang menyewa jasa pengasuh, mereka dalam beberapa tugas sehari-hari
terjadi penyimpangan. Setiap Pelukis dan pengasuh menulis surat untuk
mengeluh.” Mintalah siswa secara berkelompok membaca masing-masing surat
tersebut, pandangan setiap kelompok siswa terhadap teks naratif tersebut akan
berbeda. Dengan seperti ini, dua kelompok murid tersebut tidak hanya bisa
bertukar informasi yang beragam, tetapi juga masih bisa menggabungkan pandangan
masing-masing kelompok , dan juga melakukan debat.
5. Isi dan cara pelatihan
membaca
5.1 Metode komposisi aksara
han untuk menebak kata dan makna kata
Aksara han adalah
kesulitan yang pertama ditemukan murid asing pada saat membaca teks berbahasa
Mandarin. Sebagai sistem penulisan bahasa Mandarin (yang berupa simbol), aksara
han pada dasarnya adalah sejenis ideograph. Suku kata dalam bahasa Mandarin
adalah satu aksara. Umumnya, satu aksara han mewakili satu morfem, jika satu
kata terdiri dari satu morfem, maka aksara han tersebut mewakili satu kata. Jika
satu morfem terdiri dari dua atau lebih suku kata (misalnya gabungan kata忐忑,
咖啡
dll), maka satu aksara han tidak mewakilkan satu morfem, hanya mewakili satu
suku kata. Tapi, keadaan tersebut sangat jarang ditemukan.
Karakteristik penggunaan aksara han itu sendiri,
kita melatih siswa untuk menebak arti aksara, meskipun penggunaan seperti ini
sangat terbatas. Pada aksara han yang modern (yang disederhanakan), sebagian
besarnya dari aksara tersebut sudah berbentuk fonogram. Phonogram menggunakan
simbol atau radikal untuk menunjukkan sebuah kategori makna suatu kata. Dan
juga merupakan kategori umum dari suatu hal. contoh radikal tiga titik air menunjukkan sesuatu,
penomena, dan kegiatan yang memiliki hubungan dengan air. Seperti 河,
湖,
洗,
dll. Dan juga bisa menggunakan simbol dan radikal untuk mengira-ngira
pengucapan. Kita bisa memperkenalkan cara mengkomposisikan aksara han kepada
siswa untuk membuat mereka bisa menggunakan fonogram ini didalam teks untuk
menebak aksara yang tidak diketahui dan mengira-ngira suatu makna kata memiliki
hubungan dengan apa. Cara lain untuk mengasosiasikannya adalah menggunakan dua
aksara atau lebih untuk digabungkan dan kemudian menunjukkan satu makna kata,
juga dapat membantu siswa untuk membantu menebak suatu makna seperti ”“日,月”
menjadi “明” (terang),
“小
土”
adalah “尘”
(debu),
“三人”
menjadi “仨”(sa, memiliki kemiripan pengucapan
dengan san)。
5.2 Menggunakan metode
struktur kata majemuk utnuk menebak kata dan maknanya
Struktur kata majemuk bahasa mandarin memiliki dua jenis:
1. Terdiri dari kata dasar dan afiks
atau mengggabungkan afiks secara bersama, atau disebut kata derivative. 2.
Terdiri dari kata dasar dengan kata dasar yang digabungkan secara bersamaan,
disebut kata majemuk. Dalam pengajaran, jika kita membuat murid memahami dan
menguasai komposisi dari penggabungan
kata dengan serius, bukan hanya bisa
memperluas vocabulary dari murid, tetapi juga pada saat murid memahami dan
menebak makna suatu kata juga sangat membantu. Cara tersebut bisa mengembangkan
kemampuan menebak makna kata bagi murid.
Contohnya, sekarang banyak pengemudi yang baru mendapatkan sim sangat
suka menempel catatan di dalam mobil, tulisannya kira-kira seperti ini “新手上路,
请多关照”.
Dalam kondisi atau konteks seperti ini, jika murid tahu “手”adalah
mengungkapkan makna“人”,
dia kemungkinan dapat mengira bahwa “新手”
makna sebenarnya adalah “新司机”.
Contoh lagi, beberapa tahun ini muncul ungkapan “x 风” nya “风气”atau
menunjukkan“x 热”nya
“热湖”
dan lainnya. Sekali murid sudah mengerti cara mengkomposisikan kata, ketika
membaca makna kata baru dan bahasa baru dapat berperan penting untuk mereka.
Selain itu, jika ditemukan beberapa singkatan, bisa
menggunakan cara memeperpanjang atau memperpendek morfem, juga merupakan dua morfem yang sudah
diketahui yang mengungkapkan seluruh
arti dari singkatan. Contohnya “彩电” à “彩色的电视机”, “简介” à “简单介绍”, “三好” à “身体好, 学习好, 工作好” (penyingkatan dengan angka)
Melalui
pengajaran metode penggabungan kata, dapat membuat murid menguasai cara
menganalisa membentuk/menggabung kata. Dapat
membuat mereka melewati kesulitan mengenai kata ketika proses membaca.
5.3 Menggunakan konteks
sinonim, kata yang maknanya berdekatan dan antonim untuk menjelaskan arti dari
suatu kata.
Metode ini menggunakan petunjuk kontekstual yang ada
untuk menjelaskan makna kata secara kasar (kira-kira). Contohnya dalam kalimat
“每次坐飞机,
他总是提心吊胆,害怕吃事儿”
, ddari kata terakhir “害怕”
, dapat mengira apa arti dari “提心吊胆”
. contoh lainnya, pada kalimat “别人都喜欢微型收录机, 可他却偏喜欢大的”,
melalui kata “大的” dan juga titik balik
di setengah kalimat akhir “可,却”
dapat memahami arti dari “微型”
adalah kebalikan kata dari “大”yaitu
“小”
Selain itu, menggunakan penggabungan kata juga dapat
mejelaskan arti kira-kira dari suatu kata. Contohnya pada kalimat “想知道上海有哪些好玩儿的地方,
可以查阅《新民晚报》的娱乐版”
murid hanya perlu mengetahui bahwa 《新民晚报》adalah
koran, kemudian langsung dapat menjelaskan bahwa makna dari “查阅” adalah “看”,
karena konteksnya membatasi kata lain yang mungkin digabung.
5.4 Menganalisa
struktur artikel, memahami isi dan makna suatu paragraf
Ketika memahami paragraf dan
artikel, ada banyak aturan yang dapat ditemukan, memahami struktur artikel
bahasa mandarin, menganalisa kalimat dan menganalisa hubungan logis yang ada
dalam kalimat, dll dapat memungkinkan murid melewati banyak kendala dalam
membaca. Untuk itu kita dapat melatih beberapa
kemampuan di bawah ini kepada murid:
1. Bagaimana
cara menentukan kata ganti melalui konteks. Bagi murid yang mempelajari bahasa
Mandarin, sebuah paragraf terkadang tidak dapat dimengerti karena tidak secara
jelas menyebutkan/menjelaskan kata ganti di dalam kalimat. Pelatihan yang
berorientasi pada target dapat meningkatkan pemahaman terhadap hal tersebut.
2. Cara
mengisi/menyusun komponen standar melalui konteks.
Sering dikira, pada paragraf, jika
syarat sebuah kalimat memiliki komponen utama (misalnya subjek, objek, dll),
dapat menyebabkan kesulitan pemahaman. Pada saat membaca, murid pasti harus
mencari informasi melalui konteks.. Contohnya pada paragraf berikut ini : 那个学生模样的年轻从桌子上的辣油罐里又挖了厚厚的一勺辣子到面汤里,(年轻人)搅拌开(辣子),
(年轻人)埋头吹了吹(面汤),
(年轻人)
喝了大口,
然后(年轻人)连忙张大嘴巴。
(年轻人)拼命的哈气。Hanya
dengan melihat konteks kalimat awal, murid dapat menemukan kata-kata yang
standar (kata yang standar ada dalam tanda kurung).
3. Bagaimana
cara menentukan hubungan alternatif dalam antara kata-kata melalui konteks.
Terkadang di dalam paragraf, dugaan yang
sama terhadap suatu objek di depan atau di belakang kalimat, kita harus melatih
siswa untuk dapat memahami hubungan ini dalam konteks. Contohnya “这座城市有军队医院,
很早就跟福利院结下了浓厚的友谊,
常常给福利院送医送药。当他们(‘他们’mengacu pada “军队医院”知道了刘娜的不幸经历以后,立该决定把孩子(‘孩子’mengacu
pada ‘刘娜’)带到医院做手术,
一切费用由医院免担。”
4. Menganalisa
paragraf, mengidentifikasi tema dan poin, mengidentifikasi ilustrasi, memahami
pandangan utama.
Ketika kita membaca, terkadang tidak
ingin memahami ide penjelas paragraf suatu artikel (setiap kalimat, setiap
paragraf), tetapi hanya ingin tahu saja
ide pokok yang dikemukakan penulis. Ide pokok penulis biasanya bukan
berada pada kalimat pertama, tapi ada pada kalimat terakhir. kalimat yang lain
hanya untuk menggambarkan, menjelaskan dan memberikan contoh ide pokok. Jika
kita melatih siswa untuk mengidentifikasi ide pokok, menangkap ide pokok dengan
berorientasikan target,maka akan dapat meningkatkan kecepatan membaca mereka.
Contohnya, setelah membaca paragraf, berikan beberapa pilihan mengenai ide
pokok dan kemudian biarkan siswa untuk memilih. Di antara ide pokok-ide pokok
tersebut hanya ada satu pilihan yang yang tepat. Juga bisa menggunakan
pertanyaan langsung, yang memungkinkan siswa mengidentifikasi ide pokok. Pada
saat membaca, kita harus memberitahu murid untuk jangan berhenti menghafal
kosakata yang baru jika ingin dapat menemukan ide pokok.
Terkadang pada saat kita membaca, tidak
hanya harus memahami ide pokok dari penulis saja, tapi masih harus mencaritahu
bagaimana cara penulis menjelaskan pandangannya tersebut. Maka dari itu, ketika
selesai membaca sebuah artikel dengan cepat
dan menemukan ide pokok, masih harus meminta murid untuk membacanya
sekali lagi, dan mengidentifikasi ide penjelas beserta contohnya. Ini dapat
membuat murid memahami paragraf, struktur pembentuk wacana dan cara
mengungkapkan argumen.
5. Skip
reading, dengan tujuan untuk menemukan informasi yang diperlukan
Mencari
data dan informasi spesifik dari artikel, contohnya pada saat tertentu, alamat,
angka, dll adalah hal yang sering ada dalam kehidupan sehari-hari dan juga
pekerjaan. Ketika melakukan skip reading, pada awalnya selalu memiliki tugas
yang terjadwal, kemudian menyelesaikan tugas melalui membaca. Cara membaca yang
melompati atau melwati beberapa bagian adalah karakteristiknya. Jangan membaca
hal yang tidak diperlukan. Untuk akses cepat, pertama harus mengingat tugas
atau keperluan apa yang membutuhkan skip reading ini. hal ini diperlukan untuk
menemukan bahan, lalu pilih dan putuskan petunjuk pencarian. Contohnya
berkaitan dengan kesehatan, angka, aturan rentetan kejadian, dll. Pada saat
yang sama ketika berpindah dengan cepat dari satu baris ke baris yang lainnya
untuk menemukan, terakhir, baca bagian yang mengandung petunjuk. Menemukan
informasi yang mereka perlukan secara cepat adalah tujuannya. Kecepatan dan
ketepatan adalah tujuan dari latihan ini.
Mengenai bagaimana cara meningkatkan kecepatan
membaca, chen xianchun (1998) mengemukakan beberapa cara untuk melakukan
membaca scanning ini. yaitu: 1. Mempersingkat waktu kontak mata. 2. Memperluas
jangkauan pandang mata 3. Mata hanya melakukan perjalanan selektif (satu
kalimat bukan tiap kata semua dibaca), hanya memilih kata yang berhubungan,
satu paragraf tidak tiap kalimat dibaca, hanya memilih kalimat yang
berhubungan. satu artikel juga tidak setiap paragraf dibaca, hanya memilih
bagian yang terkait
6.
Latihan
dalam pengajaran membaca
Latihan dalam pengajaan
membaca bahasa Mandarin kurang lebih memiliki dua tujuan, yaitu 1. Meningkatkan
kemampuan pemahaman membaca. 2. meningkatkan kecepatan membaca. Dua tujuan ini pada tahap membaca yang
berbeda dapat difokuskan. Berfokus pada peningkatan pemahaman membaca dan
kecepatan membaca. Pada banyak cara untuk mengoordinasikan latihan yang melatih
keterampilan membaca, di bawah ini akan diperkenalkan beberapa jenis latihan
yang dapat digunakan.
a. Latihan
mencocokkan
1
怕 1. 用手掌打
2.
疯 2. 担心
3.
拍 3. 精神失常
Disini yang paling utama adalah
menggunakan radikal tangan untuk mengira/menebak makna yang berkaitan dengan
gerakan tangan. Radikal hati menebak makna yang berkaitan dengan perasaan hati.
Praktek dalam frekuensi yang sering
dapat menghasilkan efek yang bermanfaat terhadap penguasaan makna aksara dan
makna siswa.
b. Benar
atau salah
Dilakukan dengan memberikan beberapa
kesimpulan yang berkaitan dengan isi teks. Kemudian siswa diminta untuk
menganalisa apakah penyataan tersebut benar atau salah sesuai dengan apa yang
ada di dalam teks. Latihan ini dapat melatih kemampuan siswa untuk menarik
sebuah kesimpulan.
c. Pilihan
ganda
Pilihan ganda jawabannya tunggal (hanya
memiliki satu jawaban yang tepat) Tapi latihan pilihan ganda ini dapat juga
memiliki jawaban lebih dari satu (harus memberitahu murid sebelumnya bahwa bisa
memiliki jawaban lebih dari satu). Latihan jenis ini dapat memeberikan
pemahaman mengenai makna beberapa aksara, kata, frasa atau kalimat .
d. Latihan
q&a
q & a dapat dilakukan dengan
menggunakan metode tertulis dan dikombinasikan dengan membaca; juga bisa
dilakukan secara lisan, dan dikombinasikan dengan berbicara. Pada langkah
pertama, dapat dilakukan dengan mengemukakan beberapa kerangka pertanyaan, yang
paling utama adalah pertanyaan yang
lebih mengarah/dominan terhadap tokoh, peristiwa, waktu kejadian, tempat
dll yang ada di dalam teks. Setelah itu menentukan waktu membaca siswa, siswa
tingkat menengah bisa ditentukan waktunya membacanya, yaitu sekitar 600 aksara
per 5 menit. Siswa yang telah membaca akan menjawab pertanyaan-pertanyaan
terkait. Langkah kedua, bisa mengemukakan beberapa pertanyaan implisit, buatlah
siswa ketika menjawab pertanyaan ini membaca ulang bagian paragraf yang terkait
dengan pertanyaan tersebut. Langkah ketiga, guru menyanyakan pertanyaan detil
mengenai pemahaman isi dan pemahaman kalimat.
e. Mengisi
rumpang
Ini
adalah latihan pemahaman yang benar-benar terhubung dengan proses ketika
membaca. Mengisi rumpang dapat menjadi latihan yang komprehensif, juga bisa
menjadi latihan yang khusus terhadap latihan tertentu.ketika diperuntukkan
untuk menjadi latihan komprehensif, kata yang diisikan adalah berbagai jenis
kelas kata. Jika untuk tujuan khusus, contohnya hanya untuk melatih pemahaman
hubungan logis antar kalimat (melalui kata yang berkaitan).
f. Latihan
meringkas bahan bacaan
Bentuk dari latihan sangat banyak,
selain dari banyak pilihan yang telah disebutkan di atas, masih ada juga
latihan meringkas. Mintalah siswa untuk meringkas isi dari materi membaca
menjadi sebuah grafik,menggunakan cara mencatat untuk meringkas teks.
KESIMPULAN
Menyimak dan membaca mempunyai
persamaan, keduanya bersifat reseptif, bersifat menerima, perbedaannya
yaitu menyimak menerima informasi dari sumber lisan,
sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan kata lain, menyimak menerima
informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari
kegiatan menulis. Keterampilan menyimak juga merupakan dasar atau faktor
penting bagi suksesnya seseorang dalam belajar membaca secara efektif.
Pada hakikatnya mendengarkan merupakan satu jenis latihan dan
keterampilan menyimak merupakan suatu proses dengan menggunakan alat
pendengaran untuk menerima informasi dalam bentuk gelombang suara, lalu
diproses di otak menggunakan pengetahuan bahasa yang ada untuk membentuk suatu
makna, supaya dapat menjelaskan tentang
informasi yang diterima. Proses pengajaran
menyimak biasanya dibagi menjadi tiga tahap : (1) Persiapan sebelum menyimak;
(2) Selama menyimak, sambil menyimak sambil mengerjakan; (3) Latihan setelah
menyimak, Proses pengajaran menyimak tersebut dapat membantu murid saat terjadinya pengajaran menyimak.
Membaca pada hakikatnya merupakan
satu dari empat keterampilan bahasa dan merupakan bagian dari suatu kegiatan
berkomunikasi. Pemberi informasi memberikan suatu pesan atau informasi secara
tertulis dan penerima informasi menerima dan memahami informasi tersebut dengan
proses membaca. Sama halnya
seperti pengajaran keterampilan menyimak, dalam
pengajaran keterampilan membaca juga memiliki proses pengajaran
membaca yang biasanya dibagi menjadi lima : (1) Persiapan sebelum membaca; (2)
Menyusun tugas; (3) Membaca secara nyata; (4) Memantau tujuan membaca; (5) Praktek terkait.
DAFTAR PUSTAKA
Subyakto-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama
白荃等。2006。汉语可以这样教。北京 : 商务印书馆。
0 komentar:
Posting Komentar