Laporan
kunjungan dari kegiatan Outing Class di Taman Mini Indonesia Indah
Nadya Putri
Kriestiyanty (2925151465)
Pendidikan
Bahasa Mandarin
Fakultas Bahasa
dan Seni
Universitas
Negeri Jakarta
Museum
Penerengan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman dahulu segala informasi hanya dapat
dengan bertatap muka, media radio dan lain sebagainya. Untuk itu manusia
diciptakan untuk mengembangkan informasi tersebut, diantaranya adalah
penerangan. Penerangan ini merupakan awal mula sejarah komunikasi dan informasi
berkembang.
B.
Tujuan Kegiatan
-
Untuk memenuhi
tugas mata kuliah IAD
-
Mengetahui peran
penerangan bagi bangsa manusia
-
Mengetahui
proses perkembangan teknologi penerangan
-
Mengetahui
penerapan teknologi mutakhir dalam perfilman dan kaitan dengan teknologi
mutakhir IPA
C.
Manfaat Kegiatan
Kita jadi dapat mengetahui maksud dari penerangan
itu apa dan awal mula komunikasi serta informasi di Indonesia berkembang.
BAB II
PEMBAHASAN
Museum
Penerangan
Museum penerangan adalah salah satu media yang mengumpulkan,
mempelajari, menggelar dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi,
sekaligus merupakan media komunikasi masa keenam setelah tatap muka, radio, TV,
film dan pers. Museum penerangan menempati lahan seluas 10.850 m2 dengan luas
bangunan 3.980 m2.
Didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dan
diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden Soeharto. Bangunan museum
berbentuk bintang bersudut lima yang melambangkan Pancasila dan lima unsur
penerangan. Di halaman depan terdapat tugu yang menyangga lambing penerangan
'Api nan Tak Kunjung Padam', dikelilingi oleh lima patung juru penerang serta
air mancur, pertemuan air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah
melambangkan hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat dan media
masa. Bangunan terdiri dari tiga lantai, melambangkan kehidupan masa lalu, masa
kini dan masa mendatang. Puncak gedung berbentuk silinder, mencitrakan kenthongan sebagai unsur penerangan
tradisional, menyangga menara antenna sebagai unsur modern.
Pameran ditata di luar dan di dalam gedung, yang
secara keseluruhan menggambarkan sejarah penerangan sejak pergerakan nasional
hingga masa Indonesia modern. Koleksi di luar gedung atara lain empat mobil
siaran luar Televisi Republik Indonesia (TVRI), mobil panggung penerangan,
mobil unit Sinerama PFN, mobil siaran luar Radio Republik Indonesia (RRI),
serta mobil siaran luar TVRI pertama untuk meliput Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, yang
tercatat sebagai awal berdirinya TVRI dan mesin cetak tiga zaman.
Koleksi lantai satu berupa benda-benda yang mempunyai
nilai sejarah informasi dan komunikasi dari film, radio, televise, media tatap
muka, termasuk media tradisional, serta perkembangan media pers dan grafika
berikut 17 patung setengah badan tokoh informasi dan komunikasi. Selain itu
terdapat 4 diorama kecil operasional penerangan di bidang pependes, pencerdasan
kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan kelompencapir. Koleksi lain
berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh Keraton
Surakarta, kamera perekam rapat kabinet RI pertama, Radio Oemoem tahun 1040,
dan sebagainya. Di lantai ini terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya
tamping 60 pengunjung, dilengkapi tata suara modern, dan dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi secara audio visual serta pemutaran film documenter.
Pameran di lantai 2 meliputi relief berukuran panjang
100 m dan lebar 1,5 m yang menggambarkan sejarah penerangan Indonesia selama
lima periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa,
dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional
maupun modern. Di lantai dua juga terdapat tujuh diorama yang menggambarkan
kegiatan penerangan dalam membangkitkan Nasionalisme, menyatukan bangsa, dan
mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk percetakan Koran Retno
Dhoemilah. Di samping itu, terdapat lukisan wajah Dr, Wahidin Soedirohusodo
karya Sumidjo, berukuran 8 m x 7 m yang merupakan lukisan terbesar di Indonesia
dan memperoleh sertifikat MURI.
Koleksi lantai tiga meliputi tiga studio mini PFN,
studio mini RRI, TVRI dan display foto transparan. Hingga kini, museum penerangan mengharapkan peran serta
masyarakat untuk bersama-sama mengemembangkan museum penerangan. Peran serta
itu akan diletakkan di tempat terhormat. Sebagai contoh, koleksi sumbangan
Djamaludin Adinegoro, Ismail Marzuki, dan Adam Malik menempati ruang istimewa
di Museum Penerangan TMII.
Penerangan
Penerangan adalah penyampaian kebenaran.
Oleh sebab itu penerangan harus jujur dan terbuka. Penerangan yang
diselewengkan dapat mengakibatkan mala petaka bagi umat manusia. Zaman pra-kemerdekaan sebelum tahun
1945, penerangan berfungsi menegakkan kesadaran nasional. Dahulu, kegiatan penerangan yang teratur dimaksudkan untuk
menentang penjajah. Penerangan dilakukan baik dengan tatap muka maupun dengan
menggunakan media radio, pemutaran film, serta pertunjukkan rakyat-rakyat
tradisional.
Penerangan tidak pernah ketinggalan
dalam menyukseskan pemilu yang diadakan sejak pertama kali tahun 1955, maupun
pada masa pemerintahan orde baru pada tahun 1971, 1977, 1982, maupun tahun
1992. Penerangan berperan sangat penting
bagi kemajuan bangsa Indonesia, karena tanpa penerangan Indonesia tidak mungkin
dapat maju seperti sekarang dibanding sebelumnya.
IPA dan teknologi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain karena keduanya mempunyai hubungan yang erat satu sama lain dimana IPA
sebagai sebuah ilmu yang dapat menimbulkan hal-hal baru berupa teknologi
berdasarkan hasil kerja keras para scientist dalam meneliti dan menganalisa
sebuah ilmu. Hasilnya sangat berperan bagi kehidupan manusia dalam
melangsungkan kehidupannya.
Penemuan teknologi akibat penelitian IPA telah membawa
manusia meninggalkan kehidupan traditional yang kolot. Teknologi yang telah
mengikat manusia seakan seperti hama yang terus mengikuti kemanapun kehidupan
manusia. Teknologi tidak akan pernah punah dan terus berkembang sampai dunia
ini berakhir. Peran IPA disini adalah dari melakukan penerangan dengan tatap
muka menjadi menggunakan media (radio, pemutaran film) ini menunjukkan bahwa
IPA sangat brkembang pesat di dalam teknologi penerangan.
A. Dasar pembuatan film
Langkah-langkah tersebut
diantaranya adalah:
-
Temukan Ide Cerita
Kalau tak ada ide cerita, walaupun Anda punya kamera
yang mahal dan bagus, film tak tercipta juga. Untuk itulah, dalam proses
produksi film, langkah pertama adalah temukan ide cerita Anda. Usahakan cerita
dengan ide yang baru dan unik. Belum pernah ada sebelumnya.
-
Riset
Ini tak kalah penting. Riset inilah yang akan membawa film ada
mempunyai reputasi yang tinggi. Apalagi kalau Anda sedang ingin membuat film
bergenre sejarah. Riset ini bisa dilakukan dengan misalnya membaca
referensi, buku-buku literatur yang mendukung film tersebut, atau bisa juga
misalnya dengan melakukan wawancara kepada tokoh-tokoh atau ahli yang terkait
dengan tema film yang sedang digarap.
-
Casting
Ini terkait dengan rekruitment tokoh. Proses seleksi dan
pencarian tokoh berbakat yang akan memerankan film tersebut. Baik itu tokoh
utama, maupun tokoh tambahan. Dalam beberapa adegan, mungkin akan terjadi adegan ekstrem seperti perkelahian atau
adegan ekstrem lainya. Untuk itu diperlukan tokoh pengganti. Dalam proses
inilah semua itu berlangsung.
-
Shooting
Proses ini adalah tahap pengambilan gambar. Dalam proses ini
sang sutradara menjadi ujung tombak dalam mengarahkan kameramen melakukan
kerja-kerjanya. Memang, kameramen pasti punya cukup keahlian untuk
mengambil gambar.
Tapi, sang sutradaralah yang menentukan bagaimana sudut pandang pengambilan
gambar, mana yang harus ditonjolkan dsb. Begitu juga, saat shooting ini, sang
sutradara juga mengarahkan tokoh-tokoh atau pemeran film tersebut agar sesuai
dengan skenario yang telah disusun sebelumnya.
-
Editing
Inilah tahap akhir proses produksi film. Saat pengambilan
gambar mungkin terjadi kesalahan-kesalahan. Dalam tahap inilah Anda atau tim Anda
bisa melakukan editing atas sebuah film. Editing ini sebenarnya adalah proses
penggabungan adegan-adegan film yang telah diambil gambarnya sebelumnya.
Menambah efek-efek dalam adegan yang terekam, atau mengurangi atau meng-cut
adegan-adegan yang tidak atau kurang perlu. Nah, setelah selesai proses
pengeditan saatnya film itu diedarkan ke publik.
Pada umumnya cara pembuatan film sama saja, tidak terlalu memusingkan.
Mungkin yang akan menjadi tantangan adalah bagaimana mewujudkan step by step pembuatan film tersebut.
Berikut adalah langkah-langkah dasar yang bisa Anda tapaki :
1. Buatlah Ide
Carilah ide yang menarik, yang sensasional dan tidak pasaran.
Biasanya orang suka menonton film karena merasa ada bagian dari film itu yang
dekat dengan dirinya. Carilah tema yang unik tetapi dekat dan familiar di hati masyarakat.
2. Buatlah sasaran ide kita
Setelah mendapatkan ide, kita tentukan film kita mau
ditujukan untuk siapa? Mahasiswa? Pelajar? Anak-anak? Keluarga?
Bila kita sudah menemukan segmen yang tepat, akan lebih mudah bagi kita untuk
menentukan alur cerita.
3. Sinopsis film
Tak akan ada sebuah film yang bagus tanpa sinopsis. Bahkan, film dokumenter
pun memerlukan sinopsis untuk narasi dan menggambarkan cerita apa yang akan
diusung. Buatlah sinopsis yang ringkas, padat, jelas, langsung pada sasaran,
konflik yang jelas dan ending yang mengejutkan.
4. Naskah Skenario
Bila film telah selesai, buatlah skenario. Anda bisa meminta orang lain untuk
menulis, lalu Anda mengurusi hal lain atau Anda tulis sendiri skenario Anda.
Setelah skenario jadi, mulailah membuat film.
5. Mulai membuat Film
Tentukan story board film kita, tentukan lokasi,
cari view yang bagus untuk lokasi agar sesuai dengan tempat yang diinginkan
dalam skenario. Tempat yang sesuai mendukung cerita.
6, Siapkan alat-alat teknis
Siapkan kru. Siapkan lampu, kamera, setting, property, kostum, piƱata
make up, dan lain-lain sebagainya.
7. Tentukan budget
Setelah menentukan apa dan siapa yang kita inginkan, kita
bisa memulai membuat budget atau anggaran film. Tetapi lebih baik budget sudah disiapkan sejak awal.
8. Syuting dan Editing
Setelah mendapatkan izin dan lain sebagainya, Anda bisa mulai
syuting. Begitu selesai syuting,adegan-adegan
film diedit berdasarkan
urutan scene di dalam skenario.
9. Review dan Revisi
Review, lihat ulang hasil film yang sudah Anda buat. Lalu
revisi bila ada bagian scene yang jelek, bisa Anda buang. Bila ada scene yang kurang, bisa Anda tambahkan yang baru.
10. Buat promosi
Siapkan media untuk promosi seperti spanduk, iklan,
trailer, pamflet, poster dan lain-lain.
11. Masukkan dalam DVD
Setelah film Anda finish, Anda bisa masukkan dalam keeping DVD.
Dan gandakan keping DVD itu untuk keperluan pribadi,
distribusi atau promosi.
Itulah tadi
langkah-langkah dasar dalam membuat film. Tentu saja pelaksanaannya tidak
semudah teori, namun tidak ada salahnya mencoba dan terjun langsung. Dengan mengerjakan
sesuatu yang menurut kita susah, lambat laun akan menjadi mudah.
10 LANGKAH MEMBUAT FILM PENDEK
1. Riset Awal!
Kita cari tahu dulu
tentang latar belakang yang ingin kita buat film. Kalau serius, riset ini
harusnya sangat detail, tetapi kalau mau sederhana, kita bisa saja browsing
dulu di internet atau bertanya kepada teman atau orang yang sudah mengalaminya.
Kita catat data-data yang kita dapat tadi.
2. Siapkan Peralatan
Perlengkapan yang
diperlukan adalah handycam atau kamera video apa pun beserta baterai dan
charger. Jangan lupa bawa juga mikrofon tambahan dan kabel ekstensinya, tripod,
dan yang paling penting, kaset-kaset kosong (bawa cadangan ya).
3. Riset Lapangan
Waktu sampai di tempat
tujuan, kita harus melakukan riset lebih dalam dari riset awal yang sudah kita
lakukan di rumah. Cocokkan data yang didapat saat riset awal dengan keadaan di
lapangan.
Bagaimana caranya? Ya
jalan, ngobrol, dan nongkrong! Santai dan berusaha akrab dengan lingkungan yang
akan kita filmkan.
4. Buat Alur Cerita Kasar
Tentukan siapa saja yang
mau diangkat sebagai tokoh dalam film. Biasanya, dari hasil riset di lapangan,
kita bisa mendapatkan sebuah ide yang lebih spesifik dan menarik untuk diangkat
dari ide awal kita di rumah. Misalnya, “Keseharian hidup badut di Dufan”.
Kemudian, buatlah alur cerita kasar dari ide tersebut. Misalnya, tugas-tugas si
badut di Dufan dan tempat-tempat wajib yang harus didatangi si badut.
5. Buatlah Sinopsis
Cerita singkat tentang
seperti apa film yang kita buat ini. Dari sinopsis kita bisa menentukan siapa
saja yang harus kita wawancara, daftar pertanyaan untuk setiap wawancara, dan
daftar gambar-gambar (footage) yang dibutuhkan di luar wawancara.
6. Syuting atau Pengambilan Gambar
Dari hasil riset, kita
sudah tahu di mana saja dan kapan saja orang-orang yang ingin kita wawancara
berada. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk pengambilan gambar. Yang
pertama, datangi dan minta izin mereka untuk melakukan wawancara. Ingat, jangan
sekali-kali merekam wawancara tanpa izin! Tidak etis dan bisa bikin mereka
tidak suka.
Kedua, jangan lupa
menggunakan mikrofon tambahan ketika melakukan wawancara, apalagi kalau kita
berada di tengah keramaian. Ketiga, gunakan daftar pertanyaan yang sudah dibuat
sebelumnya sebagai acuan, tetapi jangan terlalu kaku, kita boleh bertanya
hal-hal lain di luar daftar tersebut.
Keempat, buat suasana
wawancara sesantai mungkin, bertanyalah seperti kita sedang mengobrol biasa.
Sebab, keberadaan kamera video bisa membuat orang gugup, jaim, dan tidak bisa
menjawab jujur.
Kelima, gunakan tripod
bila wawancara berlangsung cukup lama dan tidak dilakukan sambil bergerak.
Keenam, Selesaikan semua wawancara dari daftar orang yang sudah kita buat.
Setelah itu rekam semua gambar yang sudah kita tulis dalam daftar footage kita.
Kalau kita masih punya waktu dan kaset cadangan, kita boleh kok merekam
gambar-gambar tambahan lain yang mungkin nanti bisa berguna saat tahap editing.
Ketujuh, setelah semua
selesai direkam. Periksa lagi semua daftar yang kita punya. Baca lagi sinopsis
awal kita. Apa semua sudah cukup. Jangan sampai ada yang terlupa.
7. Buat Alur Cerita Final
Sesuaikan hasil catatan
dengan hasil wawancara yang sudah kita buat. Masih sesuaikah? Harus diubahkah?
Ke arah mana harus dikembangkan?
Hal ini sangat mungkin
terjadi karena hasil wawancara bisa banget menghasilkan data-data yang lebih
banyak dan mungkin berbeda dari apa yang sudah kita siapkan sebelumnya. Enggak
masalah kok. Perbaiki dan buat sinopsis baru yang bisa disusun dari hasil
rekaman yang sudah kita tonton berulang kali.
Setelah selesai, barulah
sinopsis final ini bisa jadi panduan untuk mulai mengedit.
8. Mengedit Film
Mulai capture hasil
rekaman yang sudah kita pilih sebelumnya ke dalam komputer menggunakan program
editing yang biasa kita pakai. Setelah itu susun film kita berdasarkan sinopsis
final yang sudah kita buat sebelumnya.
Masukkan footage-footage
yang kita sudah rekam. Buat alur semenarik mungkin, jangan terlalu banyak
wawancara yang bisa membosankan. Idealnya, panjang film 8-12 menit.
9. Musik Latar atau “Soundtrack”
Tambahkan musik latar
yang sesuai, jangan pakai musik orang sembarangan ya! Sebisa mungkin buat musik
sendiri atau minta teman yang pandai membuat musik untuk membuatkan musik untuk
film ini.
10. Terakhir, koreksi warna atau “color correction”
Masukkan opening title
(pilih judul yang catchy dan bisa menggambarkan keseluruhan film), tambahkan
credit title, mixing suara, wrap! Jadikan DVD biar bisa ditonton beramai-ramai.
Zaman
dahulu penerapan teknologi mutakhir dalam perfilman adalah menggunakan gambar
hitam putih, semakin lama semakin manusia berkembang dengan ilmu
pengetahuannya, manusia mulai mengenal IPA dan teknologi, semakin lama manusia
mempelajarinya dan akhirnya mengerti. Jadi semakin majunya zaman makan
teknologi semakin maju, dan manusia mulai meninggalkan teknologi yang
terdahulu.
BAB III
KESIMPULAN
Peran
penerangan sangat berkembang bagi kemajuan bangsa Indonesia, dan juga pembuatan
film pendek lumayan mudah untuk dilakukan jika kita rajin belajar menekuni
bidang tersebut.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
BAB V
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar